GEMPARRRR......!!!! 4rw4h wanita cantik ini selalu. G3nt4y4ng4n Minta keadilan...??? [ayo di bagikan]
Minggu pagi itu setelah melaksanakan ibadah di Pura saya memutuskan untuk menziarahi makam rekanku di daerah Jawa, Tanggerang. Setelah menaburkan bunga fresh dan air mawar saya mendoakan. Saat saya mengambil keputusan untuk pulang mataku pernah lihat kuburan yang penuh dengan semak-semak yang sudah tidak terawat lagi.
Saya hampiri penjaga makam yang tengah duduk nikmati kopi hangat dan kue pancong. “Permisi, kang! Ingin ajukan pertanyaan, kenapa semuanya makam di sini terlewati dengan baik tetapi mengapa makam yang satu itu tidak terlewati? ” bertanya saya pernah heran.
Penjaga makam itu menghela nafas berat. “Neng, menginginkan dengar kisahnya? ” Lalu Saya mengangguk. “Iya” Kataku penasaran, lalu penjaga kuburan itu juga mulai bercerita.
Nama gadis itu Anisa. Biasanya di panggil Nisa usianya baru 19 th.. Berwajah cantik. Kulitnya putih dan rambutnya panjang hitam sepinggang. Masing-masing pria yang meliriknya jadi sukai. Tak ada yang mengira kecantikan yang dia punyai jadi petaka untuk dia.
Banyak pemuda yang jatuh hati, namun ada pula yang sakit hati karena cintanya tidak di terima oleh Nisa. Nisa hanya datang dari keluarga yang sederhana. Orang tuanya telah lama meninggal dunia dunia. Ia hidup bersamaan ke-2 kakaknya.
Kakaknya yang pertama lelaki bernama Ujang, dan pekerjaannya cuma seorang nelayan. Sedang kakak yang ke-2 bernama Fitri ia alami cacat fisik kehilangan tangannya sejak lahir.
Tetapi kemiskinan tak bikin Nisa putus harapan. Sesudah tamat SMA ia memikirkan untuk menolong kakaknya yang pertama bekerja. Nisa bersukur diterima kerja di Moon Hospital sebagai Office Girl. Meskipun pendapatannya tak besar. Namun setidaknya ia dapat sedikit memperingan duit yang di perolehnya pada Fitri, yang begitu menyayanginya.
“Uangmu, sesungguhnya untuk keperluanmu saja, Nisa. ” Kata Fitri. Namun Nisa senantiasa keras kepala bila ia ingin menolong memperingan keperluan dapur. Lihat adik yang tulus menolong. Ke-2 kakaknya senantiasa bersukur. Satu hari Ujang bertanya pada Nisa.
“Apakah anda tak kepikiran untuk miliki pacar? ” Nisa menjawab dengan tersenyum. “Nisa belum kepikiran hingga ke sana” kata Nisa dengan suaranya yang lembut.
Satu sore Ujang, Fitri serta Nisa tengah menikmati pisang goreng serta teh manis hangat buatan Nisa. Mereka bertiga bingung dengan kehadiran Lucky serta ibunya kerumah. Ke-2 tamu itu kenakan pakaian begitu rapi seperti ingin menghadiri hajadtan. Namun demikian tahu maksud kehadiran mereka. Ujang, Fitri serta Nisa terperanjat. Namun yang paling terkejut yaitu Nisa.
“Niat kami ke sini untuk melamar neng Nisa jadi menantu kami. ” Mendengar penuturan ibu Lucky pasti bikin Ujang serta Fitri begitu bahagia terima lamaran itu. Namun tak dengan Nisa.
“Nisa belum kepikiran untuk menikah. Nisa menginginkan kuliah untuk wujudkan harapan jadi perawat. Karenanya Nisa bekerja serta untuk meringankan beban keluarga. ” Kata Nisa menampik dengan halus.
Perkataan Nisa pasti bikin Lucky kecewa. Tetapi Ibu Lucky merayu Nisa agar terima lamaran Lucky. “Kalau neng ingin kuliah gampang. Sesudah menikah, ibu bakal jual sebagian tanah peninggalan almarhum bapak Lucky untuk membiayai kuliah neng Nisa. ” Kata Ibu Lucky.
“Akang juga bakal menolong kehidupan ke-2 kakakmu. ” Kata Lucky tegas. Lucky sebenarnya pemuda yang cukup tampan. Begitu cocok apabila menyatu dengan Nisa. Mendengar rayuan dari ibunya serta Lucky. Nisa cuma diam.
“Aku terasa kang Lucky bukanlah jodohku. ” Hati Nisa berontak. “Semuanya kakak serahkan kepadamu, Nisa! Kami sebagai kakak cuma dapat mendoakan yang terbaik buat kamu. ” Kata Fitri.
Nisa merespon dengan menggeleng lemah. Menunjukan bila dia betul-betul belum menginginkan menikah.
Perilakunya bikin Lucky kecewa. “Ya telah, Lucky mungkin neng Nisa belum ingin menikah. Pernikahan tak dapat di paksakan. ” Kata ibu Lucky memberikan nasehat. Lucky terasa begitu malu. Ia melihat Nisa penuh dendam.
Sesungguhnya Nisa mengetahui Lucky. Pria itu bekerja ditempat yang sama dengan Nisa, bedanya Lucky jadi supir ambulance di Moon Hospital sedang Nisa jadi Office Girl. Sikap urakan lucky yang sukai mengganggu wanita bikin Nisa tak sukai. Ia juga tak mengira bila Lucky tiba-tiba datang melamarnya.
Peristiwa Nisa menampik Lucky nyatanya bikin Lucky patah hati serta menginginkan berikan pembalasan pada Nisa. “Kalau akang tak dapat jadikan neng Nisa istri jadi orang lain juga akan tidak dapat. ”
Minggu untuk minggu berlalu, peristiwa penolakan itu di fikirkan umum oleh Nisa serta ke-2 kakaknya. Nisa juga seperti umum lakukan aktifitasnya sebagai Office Girl di Moon Hospital. Yang jaraknya 2 km dari rumahnya.
Namun hingga satu hari. Ada momen yang bikin ke-2 kakak Nisa cemas. “Hingga larut malam mengapa, Nisa belum juga pulang? ” bertanya Fitri kuatir. “Ujang pergilah anda mencari Nisa” kata Fitri lagi.
“Dimana anda, Nisa? ” fikir Ujang saat tiba di Moon Hospital tempat Nisa bekerja. Ujang lalu mencari tahu kerumah Bunga sahabat Nisa. “Waduh, kang sih Nisa telah pulang dari jam 08 : 00 malam tadi. ” Kata Bunga. “Lalu kemana perginya si Nisa? ” batin Ujang dengan Cemas.
Nyatanya hingga jam 12 : 00 malam Nisa tak juga pulang. “Kang Asep, akang ada lihat Nisa? Telah jam segini Nisa belum juga pulang. ” Kata Ujang yang hampiri Asep ke pos ronda.
“Akang juga tak lihat si neng Nisa. Memang pergi kemana? ” “Dari tadi pulang kerja belum pulang ke tempat tinggal. Saya telah singgah ketempat kerjanya, kerumah rekannya. Namun, tak ada. ” Ujang menjelaskan.
“Nisa tak pernah berprilaku seperti ini. Umumnya ia pulang ke tempat tinggal pas saat. ” Kata Ujang makin kuatir. Warga setempat yang kasihan juga selalu hampiri kemauan untuk bantu mencari. “Aneh, semua orang telah menolong mencari ke semuanya tempat, bahkan juga hingga kesanak saudara juga telah di kunjungi, bahkan juga rumah sahabatnya juga. Namun Nisa juga tak diketemukan. ” Kata satu diantara tetangga yang mencari Nisa.
“Lebih baik kita adukan peristiwa ini ke polisi, Jang. ” Kata kepala desa setempat pada Ujang. Dengan di rekani oleh sebagian warga. Ujang melaporkan kejadiaan menghilangnya adiknya ini.
“Kami dari pihak kepolisian belum dapat bertindak lantaran belum ada yang di curigai membawa kabur Nisa. ” demikianlah waktu Ujang melaporkan kepihak berwajib.
Tiga hari sesudah menghilangnya Nisa, desa itu mendadak jadi ramai. Nisa sudah di dapatkan. Namun kondisinya telah tak bernafas. Terima momen ini, susah di pikirkan hancur serta sakit hati ke-2 kakaknya.
“Adik yang demikian ku sayangi nyatanya di dapatkan tewas dalam keadaan menggenaskan. ” Kata Fitri dibalik isak tangisnya. Tubuh Nisa penuh dengan luka tusukan, lehernya terlilit seutas kawat serta yang lebih ironis saat di dapatkan badan Nisa dalam kondisi tanpa ada baju.
Fitri berkali-kali pingsan lantaran tak tega lihat kematian adiknya yang tradis itu. “Siapa manusia laknat yang membunuh Nisa lewat cara biadab ini? ” Kata Ujang tidak tahan membendung air matanya Ujang meyakini Nisa di perkosa sebelum di bunuh.
Mayat Nisa di dapatkan oleh seorang nelayan, yang waktu itu ingin mengikat perahunya, ia terperanjat lihat sesosok mayat dalam posisi tengkurab mengambang di laut, sedang tangannya serta kakinya terikat seutas tali. “jelas, Saudara Nisa korban pemerkosaan serta pembunuhan sadis” kata salah satu polisi.
Berita mengenai kematiaan Nisa menebar.
“Bayangkan seseorang perawan desa wafat dalam kondisi tragis. ” Kata pembawa acara berita yang ada di tv. Peristiwa tradis itu jadi perbincangan warga. Waktu sanak family tengah telaten zikir didalam tahlilan, sembunyi-sembunyi Ujang pergi meninggalkan rumah menjumpai seorang di dekat laut. Orang itu memanglah hidup sendiri, jauh dari perkampungan, lantaran ia telah lama di usir.
Orang itu kuasai dunia pengetahuan hitam, serta semua orang membencinya. Waktu berdiri di muka pintu, Ujang berikan salam. Dari dalam keluar nenek tua berbadan kurus yang di kenali dengan sebutan nenek Siti.
“Masuklah! ” kata nenek Siti mempersilahkan Ujang masuk. “Aku tahu anda sudah di tinggalkan adik tercintamu. Anda tentu penasaran siapa yang sudah lakukan perbuatan biadab itu, serta ingin menuntut balas, bukan? ” terka nenek Siti, seolah-olah nenek Siti bisa tahu maksud kehadiran Ujang.
Ujang terhentak saat tahu kekuatan nek Siti. Benar kata orang kampung nek Siti tidaklah orang umum. “Iya, nek, saya ingin beberapa orang laknat itu mati dengan tragis, seperti mereka menghabisi nyawa adik ku. ”
Nek Siti menghela nafas berat. Sembari buang nafasnya perlahan-lahan – tempat, nek Siti kembali buka matanya. “Nenek lihat adikmu di perkosa serta di bunuh oleh empat orang pemuda. Satu salah satunya pria tampan, serta tiga orang lagi kelihatannya orang suruhan, tapi dalang dari semuanya adalah pria tampan itu. ” Ucapnya dengan sorot mata merah melotot melihat Ujang.
Semua tubuh Ujang gemetar. Ia cobalah memikirkan dalam dianya bagaimana penderitaan Nisa adik tersayangnya coba melawan biadab-biadab itu. Tanpa ada di rasakannya air matanya jatuh menetes. “Apa gagasan mu? Ingin di bunuh saja beberapa pemerkosa serta pembunuh adikmu itu? ” Bertanya nek Siti sembari tertawa.
Buatnya, menghabisi nyawa orang seolah-olah aktivitas yang begitu menggembirakan. Ujang mengiyakan penuh amarah serta dendam. Untuk dia tak ada hal-hal lain terkecuali menuntut balas bakal kematiaan Nisa adiknya. “Saya ingin mereka semuanya mati, nek” cetusnya penuh dendam.
Malam itu tepatnya malam jumat kliwon, sesudah terjadi kesepakatan rahasia pada Ujang dengan nenek Siti. Mereka berdua pergi meninggalkan gubuk nenek Siti di dalam pesisir pantai itu. Keduanya mengambil langkah menjelajahi kegelapan malam.
Tempat yang di tuju yaitu tempat tanah pemakaman umum. Bln. yang cantik mengumpat dibalik awan. Langit tampak gelap tanpa ada di rekani bintang. Serta, malam yang sunyi itu, tak ada satu juga orang yang tahu apa yang bakal di lakukan nenek Siti serta Ujang ditempat yang berkesan angker itu.
Lolongan serigala dari kejauhan yang sepertinya berikan sambutan selamat datang buat mereka ditempat pemakaman umum itu. Gundukan tanah dimana Nisa di makamkan masihlah tampak merah serta basah.
Nisan yang mengukir namanya masihlah terlihat terang. Bunga fresh yang menyelimuti tanah merah itu masihlah keluarkan aroma yang wangi. Badan Ujang merasa gemetar. Ia bersujud di depan pusara Nisa seolah tidak dapat membendung tangisannya ia menangis sejadi-jadinya.
“Hentikan tangisan mu dahulu, Ujang! Kita masihlah ada kegiatan yang butuh di kerjakan! ” ucap nenek Siti. Matanya yang melotot dingin lihat nisan Nisa yang diam. Didalam kegelapan malam nenek Siti melihat Ujang.
“Kamu ke sinikan tangan kirimu, buruan Ujang! ” katanya. “Untuk apa, nek saya mesti memberi tangan kiri saya? ” fikir Ujang bingung. Jadi waktu itu “Crassss.. ” Nenek Siti menggigit jempol Ujang dengan giginya. Ujang terperanjat sebentar. Serta darah kental menetes dari jempolnya yang luka.
“Apa yang nenek kerjakan? ” Nenek Siti menghimpit jempol Ujang agar darah kental itu mengalir serta menetes menyirami makam Nisa. “Aduh. sakit, nek. ” Kata Ujang meringis serta menahan sakit. “Rasa sakit yang anda rasakan sekalipun tak sepadan yang adikmu alami serta rasakan. Paham” gertak nenek Siti.
Ujang tak mengerti ayat yasin tengah bergema di rumahnya melantunkan doa untuk Nisa yang telah ada di surga namun pada malam jumat kliwon ini ia serta seseorang nenek yang berpedoman aliran sesat tengah lakukan ritual untuk menuntut balas.
“Hanya lantaran ingin menuntut balas saya ingin lakukan jalan sesat ini. ” Sembari selalu menghimpit jempol Ujang, nenek Siti membaca mantra. Lantas keanehan terjadi serta bikin Ujang takut dan bingung. “Mengapa, nek tetesan darah yang menetes ke pendam adikku keluarkan asap? ” Nenek Siti tertawa. Nada tawanya terdengar demikian begitu menyeramkan.
“Ayo, mari pulang! Biarlah adikmu sendiri yang menyelesaikan dendamnya pada pembunuh serta pemerkosanya yang laknat itu. ” Ucapnya sebentar, menarik tangan Ujang yang masihlah terdiam di depan nisan Nisa.
Angin bertiup begitu kencang menggoyangkan pohon. Dedaunan juga tampak berguguran. Petir bergema rintik untuk rintik hujan mulai turun serta kurun waktu dingkat telah membasahi bumi serta makam Nisa. Kekuatan gaib telah kuasai makam Nisa. Ujang masihlah terpana di depan makam. Walau sebenarnya ia sadar angin makin kencang serta hujan makin deras membasahi badannya serta nenek Siti.
Matanya nanar menatap gundukan tanah merah kuburan yang mulai basah. Kuburan beranjak turun naik seolah ada yang mendorong dari dalam. “Lekas, Ujang! Janganlah anda tengok lagi makam adikmu. Biarlah Nisa yang menuntut balas bakal kematiannya itu. ” Kata nenek Siti.
Serta nada serigala terdengar melolong lagi. Memberi situasi mistis di malam keramat itu. Nenek Siti menarik paksa lengan Ujang. Namun Ujang tetaplah nekat bertahan. “Lekas Ujang! Kita harus kabur! Rohnya begitu ganas serta mustahil di hentikan! ”
“Apa yang nenek kerjakan pada Nisa? ” kata Ujang bingung. Nenek Siti terlihat geram. “Sudah saya katakan, Nisalah yang bakal menyelesaikan dendamnya. Bila kita tak selekasnya kabur kita bakal jadi korbannya juga”
Serta mereka juga pulang, sesudah beberapa hari saat ini cerita misteri balas dendam juga diawali. Waktu itu Lucky habis mengantarkan mayat korban kecelakaan ke rumah duka di daerah jakarta selatan.
Lantaran terasa capek iya berniat memarkirkan Ambulancenya di tepi jalan yang agak sepi. Serta cuma kurun waktu sebentar ia telah tertidur lelap. Baru 1/2 jam tertidur ia terbangun badannya penuh keringat. Ia alami mimpi jelek badannya yang kaku seperti mayat di kerubungi banyak lalat serta belatung.
“Pertanda apa ini? ” Matanya lihat jam di tangannya pas pada pukul 12 : 00 malam. Ia beranjak turun berharap warung kopi di seberangnya masihlah buka. Hawa malam merasa begitu dingin serta bikin Lucky makin ngantuk.
Mendadak. Angin bertiup makin kencang serta Lucky kedinginan. “Sial, tutup lagi. ” Pekiknya jengkel. “Hah” tuturnya. Lucky terkejut lihat pintu belakang ambulance dalam kondisi terbuka. Ia bergegas ingin menutupnya. Namun nada wanita yang lembut membatalkan tujuannya. “Sendirian saja, bang? ”
Lucky melihat ke belakang serta lihat sosok penampakan yang mengerikan serta sangat menyeramkan. Balutan kain kafan menutupi badan penampakan itu. Rambutnya panjang sepinggang serta semua badannya di kumuri darah serta nanah yang berbau busuk. Penampakan itu menghampirinya.
“Ja.. ja.. janganlah …! ” Lucky berteriak ketakutan. Ia menjauh namun tangan yang berkuku panjang itu dengan cepat menangkapnya serta membawanya ke hadapannya. Tangan-tangan itu menusuk jantung Lucky seakan-akan ia paham tersebut pusat yang bikin Lucky hidup. Lucky tewas tanpa ada keluarkan nada.
Mulai sejak momen itu, roh Nisa selalu bergentayangan temani kesunyian malam sesudah seratus hari kematiannya. Ia menjumpai orang-orang yang sayang padanya. Waktu menjumpai Adik serta kakaknya mereka segera tak sadarkan diri.
Penampakannya begitu menyeramkan. Berwajah yang cantik serta selalu ceria saat ini pucat serta tatapan matanya yang dahulu berbinar saat ini terlihat sendu. Badannya juga masihlah berbalut kain kafan putih yang penuh lumpur.
Warga disana begitu ketakutan. Tiap-tiap malam jumat mayat yang di hidupkan untuk membalas dendam itu menjumpai keluarga serta sahabatnya. Menurut pandangan sebagian warga yang dengan cara tak berniat melihatnya.
Roh perawan itu senantiasa menangis sembari terbang keliling kampung. Ada pula beberapa nelayan yang mendengar rintihan serta lolongan minta tolong waktu mereka ingin mengikat perahunya ditempat mayat Nisa di dapatkan. Namun tidak ada satu juga yang berani menolong mereka cuma dapat mendengar kemudian lari terbirit-birit.
Meskipun Nisa telah menuntut balas namun mayatnya tetap masih berkeliaran di malam yang sunyi. Ia seakan-akan masihlah belum dapat terima meninggal dunianya yang menjemputnya mendadak di waktu ia masihlah menginginkan wujudkan semua yang diimpikan mulianya untuk jadi seseorang perawat.
Namun saya terasa yang paling mesti di salahkan atas keganjilan ini yaitu nenek Siti yang saat ini tak tahu ada di mana. Setelah setahun roh gadis cantik ini menghilang. Namun sampai saat ini peristiwa menggenaskan itu masihlah melekat di hati penjaga makam yang menceritakan cerita ini padaku.
Peristiwa naas itu sudah berlalu 24 th.. Serta saat ini kuburan Nisa tak terawat lagi. Ke-2 kakaknya sudah lama wafat, sesaat familynya yang lain telah geser tak tahu kemana.
sumber;http://www.berita-medianet.com/2016/12/hebooh-arwah-wanita-ini-selalu.html
GEMPARRRR......!!!! 4rw4h wanita cantik ini selalu. G3nt4y4ng4n Minta keadilan...??? [ayo di bagikan]
Reviewed by Unknown
on
17.45
Rating: